Jokowi dan Gatot Nurmantyo "Konflik" Karena Langgar Konsensus Gusdur?

Repelita.com
Presiden Joko Widodo diminta untuk arif dan bijaksana menyikapi manuver politik Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang ditengarai kian terlihat agresif untuk kepentingan Pilpres 2019.
“Sebaiknya disikapi secara lebih arif dan bijaksana-bijaksini. Begitulah cara menetralisasi kekualatan pada sesepuh bangsa, Gus Dur,” ujar juru bicara presiden era Gus Dur, Adhie M Massardi, kepada redaksi sesaat lalu, Minggu (24/9).
Adhie bercerita, dulu jelang pergantian Panglima TNI Moeldoko, dirinya mengingatkan Jokowi agar menghormati konsensus yang dibuat KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk melakukan rotasi kepemimpinan di tubuh TNI dari tiga matra. Namun, konsensus ini dilanggar secara sadar dengan mengangkat Gatot sebagai panglima menggantikan Moeldoko yang sama-sama dari unsur TNI AD.
“Orang-orang di sekitar Jokowi tidak ada yang paham soal konsensus ini. Dikira konsensus lebih rendah dari undang-undang. Mereka juga tidak paham fatsun berbangsa dan bernegara yang lebih meninggikan konsensus daripada undang-undang, bahkan terkadang dari Konstitusi. Pandangan Gus Dur sekarang terbukti. Sekarang muncul masalah,” papar Adhie.
Adhie menjelaskan konsensus yang dibuat Gus Dur bersama sejumlah tokoh nasional untuk melakukan rotasi kepemimpinan di TNI adalah untuk menghilangkan ego sektoral dan jago-jagoan di angkatan, sebab sesungguhnya TNI adalah satu; Angkatan Darat, Laut dan Udara. Terpenting, konsesus ini juga untuk meminimalisir institusi TNI dijerumuskan pada aktivitas politik untuk kepentingan pribadi elitnya.
“Konsesus ini baik untuk TNI kembali ke pangkuan rakyat agar menjalankan politik negara. Ketika institusi lain amburadul, termasuk Polri, TNI bisa menjadi lembaga yang relatif dekat dan dipercaya oleh rakyat, tampil meluruskan,” masih kata Adhie Massardi.
Adhie mengingatkan bahwa Gus Dur telah mempertaruhkan reputasi politiknya untuk melakukan rotasi kepemimpinan di TNI agar tidak melulu berasal dari AD, sebagaimana menjadi fatsun di era Orba.
Gus Dur berpandangan rotasi kepemimpinan di TNI perlu dilakukan karena menyangkut kelangsungan TNI dan juga kehidupan berbangsa dan bernegara, apalagi ketika itu resistensi terhadap TNI sangat tinggi karena dianggap menjadi tulang punggung Orba. Namun sayangnya, ‘tuah’ Gus Dur ini dilanggar.
“Kalau saja Jokowi mengikuti arahan Gus Dur waktu mengangkat panglima TNI, maka tidak akan terjadi kondisi seperti sekarang ini. Sekarang pandangan Gus Dur terbukti. Berbagai manuver politik muncul, bahkan terkesan Panglima bersengketa dengan Presiden,” tukas Adhie Massardi.
Sumber: Repelita.com

0 Response to "Jokowi dan Gatot Nurmantyo "Konflik" Karena Langgar Konsensus Gusdur?"

Posting Komentar