Republika.co.id |
Dunia maya sepanjang hari kemarin (29/10) dihebohkan “rencana” koalisi PKS-PDIP di Pilkada Jawa Barat (Jabar). Banyak nitizen yang marah-marah, ngamuk, bahkan ada yang mengancam “akan membumi hanguskan PKS” bila benar berkoalisi dengan PDIP untuk Pilgub 2018.
Kehebohan itu dipicu berita di sejumlah media online mengutip pernyataan Netty Heryawan, istri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan “Koalisi PDIP-PKS terwujud, akan menghasilkan koalisi nasionalis-relijius http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/17/10/29/oyk8jw409-pdip-dan-pks-bisa-hasilkan-koalisi-nasionalisreligius.
Pernyataan Netty jika dicermati, sesungguhnya sangat normatif. Netty menyebut bila itu terwujud, maka dia akan ada di dalamnya, meskipun calon yang diusung, bukan dirinya.
Seperti kebanyakan kader PKS, Netty bersikap loyal apapun keputusan pimpinan. Apalagi sebelumnya Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid seperti dikutip media juga menyatakan terbuka kemungkinan koalisi PKS-PDIP di pilkada Jabar.
Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan pernyataan Hidayat, maupun Netty. Sebagai politisi mereka harus bersikap diplomatis, dan membuka berbagai kemungkinan kerjasama dengan berbagai kekuatan politik lainnya. Apalagi faktanya koalisi antara PKS-PDIP sudah banyak terjadi di level pilkada. Yang terbaru pada pilkada Sulsel. PDIP memutuskan bergabung dengan Gerindra,PKS, dan PAN mengusung Nurdin Abdullah.
Hanya saja di level nasional, hubungan PDIP-PKS seperti minyak dengan air. Mereka tidak pernah bertemu dalam satu kepentingan, termasuk dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Pertarungan terakhir yang sangat keras terjadi dalam pembahasan Perppu ormas di DPR.
PKS bersama Gerindra dan PAN yang nota bene partai pemerintah, berada dalam kubu yang menolak. Sementara PDIP bersama partai koalisi pendukung pemerintah mendukung.
Sumber: republika.co.id
0 Response to "Heboh Koalisi PKS-PDIP di Pilkada Jabar!"
Posting Komentar